Literasi…Oh Literasi……

selife dululah habis ngobrol yang namanya literasi
Literasi. Ah, sumpah aku dibuat seperti orang yang paling kuper dengan kata sekeren itu. Tak ada gambaran dalam otakku untuk sekadar mengistilahkan atau bahkan mengandai-andai kata yang bagiku terlalu asing.
 
Kau tahu kawan, kata ini baru aku kenal beberapa hari lalu. Kata yang muncul dari sebuah short massage service yang kuterima dari pegiat taman baca. Untunglah, mbah google masih stand by untuk menerima pertanyaan pendek yang menurutnya begitu mudah untuk dijawab. Tak butuh lama, Mbah google memberikan ratusan alternatif pilihan jawaban. 


“Terserah kau sajalah, mana yang kau anggap benar. Aku kasih ini jawabannya. Mau pilih A, B, C atau semuanya yang aku kasih kau ambil, terserah mana enaknyalah menurutmu,”  barangkali, itu jawaban dari Mbah google jika seandainya dia dukun yang aku bawakan 2 kilogram gula pasir plus kopi. 

Untung saja, itu tak terjadi. Mbah google tetaplah mbah google dengan segala stylenya, yang setia menerima pengaduan permasalahan umat, sehingga nasib perekonomian Mbah dukun terselamatkan.


Mba Ninik, Ah, kau harus membuatku  mengadukan permasalahan ini ke Mbah google. Tapi nggak apa-apa,  aku kuat. Ha..ha…lebai dikit lah biar kekinian. Kata “literasi” memicu aku untuk membaca, menganalisis, dan mencoba memahami pengertian kata sependek itu.


Yups, kau tahu kawan, literasi  artinya cuma membaca dan menulis. Ah, terlalu keren memang kata ini, sehingga aku seperti anak muda yang nggak gaul. 


Jika sudah ada pencerahan dari Mbah google begini, aku siap saja ketika Mbak Ninik mengajak untuk membudayakan literasi. “Ayo mas kita budayakan literasi” begitu ajaknya. 


Tanpa ba bi bu, aku bilang “Kalau masalah literasi sih ayo-ayo saja, siapa takut. Ke mana dikau mengajakku.” Bagaimana, gayengkan sekarang? Ah, cuma literasi. Itu lo literasi, membaca dan menulis. Lha dalah, lha dalah…wuasemm.


Terlepas dari semua itu, budaya literasi, yah literasi. Aku akan mencoba membiasakan menggunakan kata ini, bukan biar dianggap lebih keren dan kekinian, bukan. Tapi biar lidah ini tak kaku dan keseleo jika ketemu kata ini. Budaya literasi, menurutku hal yang urgent  bagi perkembangan kehidupan saat ini, khususnya anak-anak.  Apalagi, banjirnya gadget yang dengan mudah berada di tangan anak-anak, sangat memengaruhi budaya, khususnya literasi. Dampaknya, anak-anak cenderung lebih memilih untuk memainkan aplikasi game yang ada di gadget ketimbang meluangkan waktu untuk membaca.


Jika kondisi seperti tanpa ada filter dan solusi, maka sangat dikhawatirkan generasi bangsa ini terbentuk dengan pola yang instan. Padahal sudah jelas, Tuhan telah memerintahkan untuk membaca. “Iqra” .


Untuk itu, saya sepakat, jika budaya literasi harus mulai digalakkan. Ayo kawan, peran kalian dinanti bangsa ini, dinanti untuk mewujudkan perubahan, mencerdaskan putra-putri bangsa yang akhlaqul karimah. 


“Mbak Ninik, ayo to…dirimu ini lho yang ngajak”














Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " Literasi…Oh Literasi……"

Posting Komentar